Picture
Pulau Lombok yang letaknya bersebelahan dengan pulau Bali, memiliki sejumlah kesenian yang hampir mirip, diantara kedua pulau tersebut. Jika di pulau dewata Bali, ada kesenian tari Adi Merdangge, maka di Lombok ada kesenian serupa yang oleh masyarakat Suku Sasak di sebut dengan kesenian Gendang Beleq.

Kesenian Gendang Beleq sudah mengakar di Suku Sasak sejak lama dan merupakan kesenian peninggalan Kerajaan Selaparang Lombok yang menguasai sebagian wilayah pulau Lombok bagian timur pada zaman kerajaan Anak Agung. Disebut Gendang Beleq, karena menggunakan Gendang berukuran besar yang dalam bahasa sasak disebut Beleq.

Kesenian Gendang Beleq, awal masuknya di pulau Lombok, digunakan oleh para tokoh agama untuk menyebarkan islam di daerah ini. Saat itu, kesenian ini dimainkan untuk mengumpulkan warga, yang akan diberikan ceramah agama maupun kegiatan keagamaan lainnya.

Untuk memainkan kesenian ini membutuhkan kekompakan dalam kelompok, sehingga harus dimainkan secara utuh. Musik yang dimainkan, tari yang ditampilkan dalam kesenian Gendang Beleq, menggambarkan jiwa satria masyarakat Suku Sasak Lombok dalam mempertahankan daerahnya.

Seperti dalam memainkan tari cemperang, yaitu memainkan dua buah alat yang berbentuk lingkaran dan dipukulkan satu sama lain. Tari ini menggambarkan bagaimana cara prajurit seharusnya membawa keris atau pedang saat di medan perang.

Pada zaman kerajaan Selaparang, biasanya tari Gendang Beleq dipentaskan untuk melepas prajurit ke medan perang. Tujuannya, agar para prajurit yang akan berlaga di medan pertempuran tetap bersemangat dan bergairah untuk membela daerahnya saat itu.

Demikian juga setelah prajurit pulang dari medan pertempuran, disambut kesenian Gendang Beleq di pintu masuk desa, sebagai rasa syukur atas perjuangan mereka.

Tradisi tersebut, kemudian dilakukan hingga saat ini. Dalam setiap event yang berskala Nasional, kesenian Gendang Beleq selalu dipentaskan untuk menyambut tamu undangan.